Routing Menggunakan Debian

Sebelum masuk ke sesi konfigurasi routernya, saya mau menjelaskan terlebih dahulu mengenai konsep jaringan yang akan kita buat. Coba perhatikan gambar di bawah ini.
Keterangan :
  -A = 192.168.1.1
  -B = 192.168.1.2
  -C = 192.168.31.1
  -D = 192.168.31.5
Perlu saya jelaskan sedikit mengenai konsep yang saya buat di atas. Pada gambar tersebut, Server dengan IP 192.168.1.1, memberikan layanan kepada Router dimana Router tersebut menggunakan OS Debian 5. Pada Router terdapat 2 Ethernet Card. NIC yang pertama (B) berperan untuk menerima layanan dari server. NIC kedua berperan untuk mengeluarkan layanan yang sudah diterima. Jadi fungsi routing di sini yaitu untuk meneruskan (forward) layanan dari server. Pada PC Router ini nanti, dapat kita gunakan untuk mengatur bandwidth yang akan kita keluarkan kepada Client, dan lainnya. Untuk postingan kali ini saya menjelaskan bagaimana caranya meneruskan layanan server agar dapat sampai ke Client.

Langkah pertama, kita harus mengkonfigurasi kedua NIC pada PC Router. Pastikan ethernet A mendapat IP 192.168.1.2 (satu jaringan dengan server). Dan ethernet B mendapat IP 192.168.31.1 (Seperti gambar di atas). Untuk cara setting IP address pada debian silahkan lihat postingan sebelumnya (Setting IP Address).

Selanjutnya kita aktivkan IP forward, caranya masukkan Commant berikut :
#echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward

Tekan Enter. Lalu masuk juga pada konfigurasi sysctl.conf :
#nano /etc/sysctl.conf

Cari script berikut ;
#net.ipv4.ip_forward=1

Hapus tanda pagar (#) agar script tersebut aktif.

Setelah itu aktifkan POSTROUTING. Langkah ini digunakan untuk membuka gerbang agar layanan server dapat melintasi router. masukkan commant berikut ;
#iptables -t nat -A POSTROUTING -j MASQUERADE

Tekan Enter. Sebenarnya konfigurasi sudah selesai, namun kita masih perlu menambah script lagi agar konfigurasi yang sudah kita buat tida hiang ketika PC Router di restart. Karena Konfigurasi ini bersifat sementara. Buka file rc.local ;
#nano /etc/rc.local

Selanjutnya masukkan konfigurasi yang sudah kita lakukan tadi, pada baris paling bawah, ketik ;
echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward
iptables -t nat -A POSTROUTING -j MASQUERADE

Fungsi dari langkah tersebut agar ketika PC Router kita restart, konfigurasi yang sudah kita lakukan akan secara otomatis aktif.

Untuk menguji/melihat apakah konfigurasi yang kita lakukan sudah berhasil atau belum, lakukan langkah berikut ;
#iptables -t nat -L
Chain PREROUTING (policy ACCEPT)
target       prot opt source        destination

Chain POSTROUTING (policy ACCEPT)
target       prot opt source        destination
MASQUERADE   all  --  anywhere       anywhere

Chain OUTPUT (policy ACCEPT)
target       prot opt source        destination

Tampilan tersebut akan muncul jika konfigurasi kita sudah berhasil.
Baca Selengkapnya...

Membangun DNS Menggunakan BIND

DNS atau Domain Name System adalah suatu metode untuk mengubah IP Address (numerik) suatu komputer ke dalam suatu nama domain (alphabetic), ataupun sebaliknya. Dengan begitu DNS memudahkan kita dalam mengingat suatu alamat tersebut.

Keterangan :
-IP : 192.168.31.1
-Domain: linux.edu

Instalasi
Untuk instalasi DNS Server kita akan menggunakan packet/software bind (Berkeley Internet Name Domain). Pada Debian dan Ubuntu yang versi baru saat ini, bind sudah sampai pada versi yang ke 9. Cara instalsi pada OS debian, masukkan command berikut.
#apt-get install bind9
Untuk yang menggunakan OS Ubuntu Server, perbedaannya cuma ada pada cara memanggilnya saja. “apt-get install” menjadi “sudo apt-get install”.
Konfigurasi
Untuk DNS kita harus mengkonfigurasi empat file terlebih dahulu. Empat file di antaranya yaitu file named.conf, file forward, file reverse, dan file resolv.conf.
Untuk masuk ke konfigurasi pertama yaitu file named.conf, ketik command
#nano /etc/bind/named.conf
File ini digunakan untuk menentukan zona domain. Yang dimaksud dengan zona domain yaitu mengatur tempat file forward dan reverse. Untuk yang menggunakan debian 6 (Squeeze) jangan terkejut dulu, jika isi dari file named.conf tidak terdapat script konfigurasi zona domain. Untuk Debian 6 script tersebut berada pada file named.conf.default-zones. File tersebut tidak perlu dirubah menjadi named.conf, tetapi langsung edit saja file tersebut. Karena file tersebut sudah di panggil secara otomatis oleh file named.conf. Ubah script berikut
zone “localhost” {
     type master;
     file “/etc/bind/db.local”;
};
zone “127-in-addr.arpa” {
     type master;
     file “/etc/bind/db.127”;
};
Menjadi seperti script di bawah ini.
zone “linux.edu” {
     type master;
     file “/etc/bind/linux.db”;
};

zone “31.168.192-in-addr.arpa” {
     type master;
     file “/etc/bind/192.db”;
};
Konfigurasi file pertama telah selesai.
Selanjutnya kita masuk pada file forward. Untuk membuat file forward kita tidak perlu mengetik script tersebut dari awal, karena kita tinggal menggandakan file “db.local”. Cara untuk menggandakannya masukkan command berikut.
#cp /etc/bind/db.local /etc/bind/linux.db
Langkah berikutnya edit file “linux.db”. Seperti biasa, untuk masuk ke file linux.db masukkan command berikut.
#nano /etc/bind/linux.db
Ubah script tersebut menjadi seperti di bawah ini.
;
; BIND data file for local loopback interface
;
$TTL 604800
@ IN SOA linux.edu. root.server.edu. (
         2 ; Serial
         604800 ; Refresh
 
         86400 ; Retry 
         2419200; Expire 
         604800 ); Negative Cache TTL
;
@ IN NS linux.edu
@ IN A 192.168.31.1
www IN A 192.168.31.1
Setelah itu konfigurasi file reverse. Caranya sama dengan kita mengubah file forward. Salin dulu file “db.127” menjadi “192.db”.
#cp /etc/bind/db.127 /etc/bind/192.db
Jika file reverse sudah tersalin, ubah file “192.db” tersebut menjadi sepeerti di bawah ini.
;
; BIND reverse data file for local loopback interface
;
$TTL 604800
@ IN SOA linux.edu. root.server.edu. (
         2 ; Serial
         604800 ; Refresh
         86400 ; Retry
         2419200; Expire
         604800 ); Negative Cache TTL
;
@ IN NS linux.edu
1 IN PTR linux.edu
Sekarang file terakhir, yaitu file “resolv.conf”. Masukkan command berikut.
#nano /etc/resolv.conf
Lalu buat script berikut.
domain linux.edu
search linux.edu
nameserver 192.168.31.1
Langkah terakhir, restart bind dengan menggunakan command di bawah ini.
#/etc/init.d/bind9 restart
Pengujian
Saatnya kita menguji DNS kita. Caranya masukkan command dengan format “nslookup [ip/domain]” seperti contoh di bawah ini.
#nslookup 192.168.31.1
Server: 192.168.31.1
Address: 192.168.31.1#53
1.31.168.192.in-addr.arpa name = linux.edu.
#nslookup linux.edu
Server: 192.168.31.1
Address: 192.168.31.1#53
Name: linux.edu
Address: 192.168.31.1
Baca Selengkapnya...

DataBase

Database server adalah suatu server yang berfungsi sebagai media penyimpanan data-data ataupun informasi penting. Misalnya kita gunakan untuk web server, database server ini akan menjadi media penyimpanan datanya. Database server ini bisa kita gunakan terpisah dengan web server itu sendiri ataupun jadi satu dengan web server. Untuk aplikasi database server saat ini sudah sangat banyak,misalnya yang paling popular yaitu MySQL, PostgreSQL, dan MsSQL. Tetapi yang akan saya jelaskan kali ini menggunakan MySQL yang sudah terdapat pada CD Operating system debian.

1.Instalasi
Pastikan repository MySQL-nya sudah ada. Jika sudah tersedia, langsung saja buka root terminal agar bisa langsung mengkonfigurasinya sekalian. Setelah itu ketik command :
#apt-get install mysql-server phpmyadmin
Kenapa ada phpmyadmin? Ini digunakan untuk memasukkan data ke dalam database secara GUI. Jadi biar kita tidak terlalu banyak menghafal command dan juga script-script untuk memasukkan data ke dalam database. Pada tahap instalasi kita akan diminta untuk memasukkan password. Perlu saya jelaskan juga bahwa password tersebut digunakan untuk kita login dengan account root nantinya. Setelah itu pilih web server yang kita gunakan. misalnya kita menggunakan apache2, pilih apache2. Lalu pilih OK

2.Konfigurasi
Sebenarnya secara otomatis, ketika selesai menginstall MySQL, database server sudah langsung dapat kita gunakan. Namun jika ingin mengubah konfigurasi, misalnya mengubah Port default MySQL, ataupun mengonfigurasi agar MySQL  server dapat dikunjungi melalui computer lain selain dari localhost. Tinggal edit file berikut;
#nano /etc/mysql/my.conf
Jika sudah selesai jangan lupa restart MySQLnya ;
#nano /etc/init.d/mysql restart

3.Pengujian
Buat pengujian melalui terminal, masukkan saja command berikut ;
#mysql –u root –p
Enter password:*****
Welcome to the MySQL monitor.  Commands end with ; or \g.
Your MySQL connection id is 28
Server version: 5.0.51a-24 (Debian)
Type 'help;' or '\h' for help. Type '\c' to clear the buffer.
mysql>
Nah tampilan di atas menandakan kita sudah dapat login. Kita tinggal memasukkan script database (itu kita pelajari lain waktu). Untuk yang belum mengerti script database sama sekali dan tidak tahu cara keluarnya bagaimana, ketik script berikut ;
mysql>exit
Baca Selengkapnya...

Konfigurasi Web Server Part I


apache Sekarang saya akan menjelaskan cara konfigurasi Web Server pada OS Linux. Untuk kali ini saya menggunakan Linux Debian sebagai contohnya. Untuk Linux lainnya mungkin hanya beda sedikit. Langsung saja kita masuk pada langkah-langkah konfigurasinya.

1. Instalasi
Langkah yang pertama yaitu instal terlebih dahulu paket software yang akan digunakan untuk Web Server. Pada kesempatan kali ini saya menggunakan paket software yang sangat populer, yaitu Apache. untuk Linux Debian versi 5 ke atas menggunakan apache versi 2. Untuk menginstalnya, masukkan command di bawah ini :
#apt-get install apache2 php5
Pada command di atas, “apt-get install” berfungsi untuk memerintah OS kita agar menginstal paket yang telah disebutkan. Sedangkan “apache2” dan “php5” adalah paket software yang di butuhkan untuk membangun Web Server.

2. Konfigurasi
Saat proses instalasi sudah selesai, sebenarnya Web Server kita sudah bekerja dan kita tinggal mengubah isi Web kita. Namun jika Anda ingin membuat Web server Anda menjadi lebih optimal, Anda bisa mengubah konfigurasinya. File konfigurasi yang sering diubah yaitu :
  • /etc/apache2/apache2.conf (Untuk konfigurasi sistem dasar apache)
  • /etc/apache2/port.conf (Untuk konfigurasi port yang digunakan)
  • /etc/apache2/http.conf (Untuk konfigurasi http)
  • /etc/apache2/site-available/default (Untuk konfigurasi virtual host dan lainnya)
Nah untuk tutorial konfigurasi di atas, akan saya jelaskan pada posting yang selanjutnya. Di sini saya hanya menunjukkan cara dasarnya saja.
Buat Anda yang masih bingung cara mengubah isi Web server, atau yang sedang belajar untuk UKK(khusus buat siswa SMK), edit saja file "index.html". Caranya masukkan command :
#nano /var/www/index.html
Pada bagian ini Anda harus memahami script html terlebih dahulu.

3. Finishing
Jika semua konfigurasi di rasa sudah cukup, maka jangan lupa restart paket software apachenya. masukkan command :
#/etc/init.d/apache2 restart
Untuk melihat hasilnya, Anda buka web browser lalu pada pengisian alamat web, masukkan “localhost” atau IP Address Anda. Kenapa begitu? Itu karena Kita belum mempunyai DNS untuk memanggil Web Server kita.
Untuk Hasil default (tanpa konfigurasi) akan sama seperti gambar di bawah ini :
apache

Untuk Web Server saya rasa cukup sekian, semoga bermanfaat.
Baca Selengkapnya...

Pengertian Web Server

Web Server Web server merupakan software yang memberikan layanan data yang berfungsi menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari klien yang dikenal dengan browser web dan mengirimkan kembali hasilnya dalam bentuk halaman - halaman web yang umumnya berbentuk dokumen HTML
Untuk Packet Software Web Server sendiri ada beberapa macam. Berikut adalah macam-macam Packet Software yang dapat digunakan untuk membangun Web Server :
  • Apache Tomcat
  • Microsoft windows Server 2003 Internet Information Services (IIS)
  • Lighttpd
  • Sun Java System Web Server
  • Xitami Web Server
  • Zeus Web Server
  • Dan lain sebagainya
Dari bermacam-macam Packet Software di atas, yang paling populer yaitu Apache dan juga IIS.
Untuk cara kerja Web Server, Web server merupakan mesin dimana tempat aplikasi atau software beroperasi dalam mendistribusikan web page ke user, tentu saja sesuai dengan permintaan user. Hubungan antara Web Server dan Browser Internet merupakan gabungan atau jaringan Komputer yang ada di seluruh dunia. Setelah terhubung secara fisik, Protocol TCP/IP yang memungkinkan semua komputer dapat berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Pada saat browser meminta data web page ke server, maka instruksi permintaan data oleh browser tersebut di kemas di dalam TCP yang merupakan protocol transport dan dikirim ke alamat, yang dalam hal ini merupakan protocol berikutnya yaitu Hyper Text Transfer Protocol (HTTP). HTTP ini merupakan protocol yg digunakan dalam World Wide Web (WWW) antar komputer yg terhubung dalam jaringan di dunia ini.
Untuk mengenal protocol ini jelas sangat mudah sekali di mana setiap kali anda mengetik http://… anda telah menggunakannya, dan membawa anda ke dunia internet. Data yang di passing dari browser ke Web server disebut sebagai HTTP request yang meminta web page dan kemudian web server akan mencari data HTML yang ada dan di kemas dalam TCP protocol dan di kirim kembali ke browser. Data yang dikirim dari server ke browser disebut sebagai HTTP response. Jika data yang diminta oleh browser tidak ditemukan oleh si Web server maka akan menimbulkan error yang sering anda lihat di web page yaitu “Error : 404 Page Not Found”. Hal ini memberikan cita rasa dari suatu proses yang tridimensional. Artinya pengguna internet dapat membaca dari satu dokumen ke dokumen yang lain hanya dengan mengklik beberapa bagian dari halaman-halaman dokumen (web) itu. Proses yang dimulai dari permintaan webclient (browser), diterima web server, diproses, dan dikembalikan hasil prosesnya oleh web server ke web client lagi dilakukan secara transparan. Setiap orang dapat dengan mudah mengetahui apa yang terjadi pada tiap-tiap proses. Secara garis besarnya web server hanya memproses semua masukan yang diperolehnya dari web clientnya.
Baca Selengkapnya...

Setting IP Address

IP Address Linux Pada linux ada beberapa macam IP Address. Ada IP Permanent, IP Temporary, dan juga IP Alias. IP Permanent yaitu IP yang akan tersimpan meskipun OS kita restart. Berbeda dengan IP Temporary yang akan berubah jika OS kita restart. Sedangkan IP Alias/Aliasing yaitu mapping singgel MAC Address untuk multiple IP Address. Jadi kita dapat memasang beberapa IP Address dengan menggunakan satu ethetnet saja. Ok.. langsung saja menuju langkah konfigurasinya.

1. IP Permanent
Langkah pertama yang kita lakukan adalah membuka file interfaces dengan menggunakan text editor. Disini saya menggunakan nano sebagai text editor. Masukkan command :
#nano /etc/network/interfaces
Langkah selanjutnya tambahkan script berikut pada baris paling bawah :
#The eth0 network interface
auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.31.1
netmask 255.255.255.0
gateway 192.168.31.1
Jika sudah tekan "Ctrl+x" lalu "y" dan terakhir Enter. Itu adalah perintah untuk menyimpan pada text editor nano. Langkah yang terakhir yaitu merestart network kita. Masukkan command :
#/etc/init.d/networking restart
IP Permanen kita sudah jadi. Untuk melihat IP Address, masukkan command :
#ifconfig

2. IP Temporary
Langkah untuk membuat IP Temporary ini sangatlah mudah dan cepat. Kita hanya tinggal memasukkan command :
#ifconfig eth0 192.168.5.1 netmask 255.255.255.0
Lalu Anda tinggal melihat hasilnya dengan command ifconfig tadi.

3. IP Alias
Langkah pertama untuk membuat IP Alias sama dengan IP Permanent. Yaitu buka file interfaces. Lalu tambahkan script berikut pada baris paling bawah :
#The eth0 network interface
auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.31.1
netmask 255.255.255.0
gateway 192.168.31.1
#The eth0:0 network interface
auto eth0:0
iface eth0:0 inet static
address 192.168.10.1
netmask 255.255.255.0
Lalu simpan file dan kluar. Setelah itu jangan lupa restart network kita. masukkan kembali command :
#/etc/init.d/networking restart
IP Alias sudah berhasil kita buat. Jika masih ragu, silahkan periksa IP Anda dengan menggunakan command ifconfig tadi.

NB : -Tulisan yang berwarna biru ganti sesuai keinginan Anda.
      -Untuk setting IP Temporary jangan restart network. Karena itu akan menghapus IP Temporary Anda
Baca Selengkapnya...

Follower

free counters

visitor entry