DataBase

Database server adalah suatu server yang berfungsi sebagai media penyimpanan data-data ataupun informasi penting. Misalnya kita gunakan untuk web server, database server ini akan menjadi media penyimpanan datanya. Database server ini bisa kita gunakan terpisah dengan web server itu sendiri ataupun jadi satu dengan web server. Untuk aplikasi database server saat ini sudah sangat banyak,misalnya yang paling popular yaitu MySQL, PostgreSQL, dan MsSQL. Tetapi yang akan saya jelaskan kali ini menggunakan MySQL yang sudah terdapat pada CD Operating system debian.

1.Instalasi
Pastikan repository MySQL-nya sudah ada. Jika sudah tersedia, langsung saja buka root terminal agar bisa langsung mengkonfigurasinya sekalian. Setelah itu ketik command :
#apt-get install mysql-server phpmyadmin
Kenapa ada phpmyadmin? Ini digunakan untuk memasukkan data ke dalam database secara GUI. Jadi biar kita tidak terlalu banyak menghafal command dan juga script-script untuk memasukkan data ke dalam database. Pada tahap instalasi kita akan diminta untuk memasukkan password. Perlu saya jelaskan juga bahwa password tersebut digunakan untuk kita login dengan account root nantinya. Setelah itu pilih web server yang kita gunakan. misalnya kita menggunakan apache2, pilih apache2. Lalu pilih OK

2.Konfigurasi
Sebenarnya secara otomatis, ketika selesai menginstall MySQL, database server sudah langsung dapat kita gunakan. Namun jika ingin mengubah konfigurasi, misalnya mengubah Port default MySQL, ataupun mengonfigurasi agar MySQL  server dapat dikunjungi melalui computer lain selain dari localhost. Tinggal edit file berikut;
#nano /etc/mysql/my.conf
Jika sudah selesai jangan lupa restart MySQLnya ;
#nano /etc/init.d/mysql restart

3.Pengujian
Buat pengujian melalui terminal, masukkan saja command berikut ;
#mysql –u root –p
Enter password:*****
Welcome to the MySQL monitor.  Commands end with ; or \g.
Your MySQL connection id is 28
Server version: 5.0.51a-24 (Debian)
Type 'help;' or '\h' for help. Type '\c' to clear the buffer.
mysql>
Nah tampilan di atas menandakan kita sudah dapat login. Kita tinggal memasukkan script database (itu kita pelajari lain waktu). Untuk yang belum mengerti script database sama sekali dan tidak tahu cara keluarnya bagaimana, ketik script berikut ;
mysql>exit
Baca Selengkapnya...

Konfigurasi Web Server Part I


apache Sekarang saya akan menjelaskan cara konfigurasi Web Server pada OS Linux. Untuk kali ini saya menggunakan Linux Debian sebagai contohnya. Untuk Linux lainnya mungkin hanya beda sedikit. Langsung saja kita masuk pada langkah-langkah konfigurasinya.

1. Instalasi
Langkah yang pertama yaitu instal terlebih dahulu paket software yang akan digunakan untuk Web Server. Pada kesempatan kali ini saya menggunakan paket software yang sangat populer, yaitu Apache. untuk Linux Debian versi 5 ke atas menggunakan apache versi 2. Untuk menginstalnya, masukkan command di bawah ini :
#apt-get install apache2 php5
Pada command di atas, “apt-get install” berfungsi untuk memerintah OS kita agar menginstal paket yang telah disebutkan. Sedangkan “apache2” dan “php5” adalah paket software yang di butuhkan untuk membangun Web Server.

2. Konfigurasi
Saat proses instalasi sudah selesai, sebenarnya Web Server kita sudah bekerja dan kita tinggal mengubah isi Web kita. Namun jika Anda ingin membuat Web server Anda menjadi lebih optimal, Anda bisa mengubah konfigurasinya. File konfigurasi yang sering diubah yaitu :
  • /etc/apache2/apache2.conf (Untuk konfigurasi sistem dasar apache)
  • /etc/apache2/port.conf (Untuk konfigurasi port yang digunakan)
  • /etc/apache2/http.conf (Untuk konfigurasi http)
  • /etc/apache2/site-available/default (Untuk konfigurasi virtual host dan lainnya)
Nah untuk tutorial konfigurasi di atas, akan saya jelaskan pada posting yang selanjutnya. Di sini saya hanya menunjukkan cara dasarnya saja.
Buat Anda yang masih bingung cara mengubah isi Web server, atau yang sedang belajar untuk UKK(khusus buat siswa SMK), edit saja file "index.html". Caranya masukkan command :
#nano /var/www/index.html
Pada bagian ini Anda harus memahami script html terlebih dahulu.

3. Finishing
Jika semua konfigurasi di rasa sudah cukup, maka jangan lupa restart paket software apachenya. masukkan command :
#/etc/init.d/apache2 restart
Untuk melihat hasilnya, Anda buka web browser lalu pada pengisian alamat web, masukkan “localhost” atau IP Address Anda. Kenapa begitu? Itu karena Kita belum mempunyai DNS untuk memanggil Web Server kita.
Untuk Hasil default (tanpa konfigurasi) akan sama seperti gambar di bawah ini :
apache

Untuk Web Server saya rasa cukup sekian, semoga bermanfaat.
Baca Selengkapnya...

Pengertian Web Server

Web Server Web server merupakan software yang memberikan layanan data yang berfungsi menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari klien yang dikenal dengan browser web dan mengirimkan kembali hasilnya dalam bentuk halaman - halaman web yang umumnya berbentuk dokumen HTML
Untuk Packet Software Web Server sendiri ada beberapa macam. Berikut adalah macam-macam Packet Software yang dapat digunakan untuk membangun Web Server :
  • Apache Tomcat
  • Microsoft windows Server 2003 Internet Information Services (IIS)
  • Lighttpd
  • Sun Java System Web Server
  • Xitami Web Server
  • Zeus Web Server
  • Dan lain sebagainya
Dari bermacam-macam Packet Software di atas, yang paling populer yaitu Apache dan juga IIS.
Untuk cara kerja Web Server, Web server merupakan mesin dimana tempat aplikasi atau software beroperasi dalam mendistribusikan web page ke user, tentu saja sesuai dengan permintaan user. Hubungan antara Web Server dan Browser Internet merupakan gabungan atau jaringan Komputer yang ada di seluruh dunia. Setelah terhubung secara fisik, Protocol TCP/IP yang memungkinkan semua komputer dapat berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Pada saat browser meminta data web page ke server, maka instruksi permintaan data oleh browser tersebut di kemas di dalam TCP yang merupakan protocol transport dan dikirim ke alamat, yang dalam hal ini merupakan protocol berikutnya yaitu Hyper Text Transfer Protocol (HTTP). HTTP ini merupakan protocol yg digunakan dalam World Wide Web (WWW) antar komputer yg terhubung dalam jaringan di dunia ini.
Untuk mengenal protocol ini jelas sangat mudah sekali di mana setiap kali anda mengetik http://… anda telah menggunakannya, dan membawa anda ke dunia internet. Data yang di passing dari browser ke Web server disebut sebagai HTTP request yang meminta web page dan kemudian web server akan mencari data HTML yang ada dan di kemas dalam TCP protocol dan di kirim kembali ke browser. Data yang dikirim dari server ke browser disebut sebagai HTTP response. Jika data yang diminta oleh browser tidak ditemukan oleh si Web server maka akan menimbulkan error yang sering anda lihat di web page yaitu “Error : 404 Page Not Found”. Hal ini memberikan cita rasa dari suatu proses yang tridimensional. Artinya pengguna internet dapat membaca dari satu dokumen ke dokumen yang lain hanya dengan mengklik beberapa bagian dari halaman-halaman dokumen (web) itu. Proses yang dimulai dari permintaan webclient (browser), diterima web server, diproses, dan dikembalikan hasil prosesnya oleh web server ke web client lagi dilakukan secara transparan. Setiap orang dapat dengan mudah mengetahui apa yang terjadi pada tiap-tiap proses. Secara garis besarnya web server hanya memproses semua masukan yang diperolehnya dari web clientnya.
Baca Selengkapnya...

Setting IP Address

IP Address Linux Pada linux ada beberapa macam IP Address. Ada IP Permanent, IP Temporary, dan juga IP Alias. IP Permanent yaitu IP yang akan tersimpan meskipun OS kita restart. Berbeda dengan IP Temporary yang akan berubah jika OS kita restart. Sedangkan IP Alias/Aliasing yaitu mapping singgel MAC Address untuk multiple IP Address. Jadi kita dapat memasang beberapa IP Address dengan menggunakan satu ethetnet saja. Ok.. langsung saja menuju langkah konfigurasinya.

1. IP Permanent
Langkah pertama yang kita lakukan adalah membuka file interfaces dengan menggunakan text editor. Disini saya menggunakan nano sebagai text editor. Masukkan command :
#nano /etc/network/interfaces
Langkah selanjutnya tambahkan script berikut pada baris paling bawah :
#The eth0 network interface
auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.31.1
netmask 255.255.255.0
gateway 192.168.31.1
Jika sudah tekan "Ctrl+x" lalu "y" dan terakhir Enter. Itu adalah perintah untuk menyimpan pada text editor nano. Langkah yang terakhir yaitu merestart network kita. Masukkan command :
#/etc/init.d/networking restart
IP Permanen kita sudah jadi. Untuk melihat IP Address, masukkan command :
#ifconfig

2. IP Temporary
Langkah untuk membuat IP Temporary ini sangatlah mudah dan cepat. Kita hanya tinggal memasukkan command :
#ifconfig eth0 192.168.5.1 netmask 255.255.255.0
Lalu Anda tinggal melihat hasilnya dengan command ifconfig tadi.

3. IP Alias
Langkah pertama untuk membuat IP Alias sama dengan IP Permanent. Yaitu buka file interfaces. Lalu tambahkan script berikut pada baris paling bawah :
#The eth0 network interface
auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.31.1
netmask 255.255.255.0
gateway 192.168.31.1
#The eth0:0 network interface
auto eth0:0
iface eth0:0 inet static
address 192.168.10.1
netmask 255.255.255.0
Lalu simpan file dan kluar. Setelah itu jangan lupa restart network kita. masukkan kembali command :
#/etc/init.d/networking restart
IP Alias sudah berhasil kita buat. Jika masih ragu, silahkan periksa IP Anda dengan menggunakan command ifconfig tadi.

NB : -Tulisan yang berwarna biru ganti sesuai keinginan Anda.
      -Untuk setting IP Temporary jangan restart network. Karena itu akan menghapus IP Temporary Anda
Baca Selengkapnya...

Mengenal IP dan Fungsinya

Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat dengan istilah IP) adalah deretan angka binery antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan  Internet. Panjang dari angka ini adalah  32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.

IP Addres memiliki dua fungsi. Yang pertama, sebagai alat identifikasi host atau antar muka jaringan (Network Interface). Yang kedua, sebagai alamat lokasi jaringan. Fungsi tersebut diibaratkan sebagai "sebuah nama untuk mengetahui siapa dia, sebuah alamat untuk mengetahui di mana dia, dan sebuah rute agar bisa sampai ke alamat tersebut."

Untuk format IP Address, sperti yang sudah saya jelaskan di atas, bahwa IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx

Jadi IP address ini mempunyai range dari  00000000.00000000.00000000.00000000 sampai 11111111.11111111.11111111.11111111.

IP Address terdiri dari 5 kelas IP. Ada IP kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Perbedaan pada setiap kelas tersebut adalah pada ukuran dan jumlahnya.

Kelas Alamat Nilai oktet pertama Bagian untuk Network Identifier Bagian untuk Host Identifier Jumlah jaringan maksimum Jumlah host dalam satu jaringan maksimum
Kelas A 1–126 X X.X.X 126 16,777,214
Kelas B 128–191 X.X X.X 16,384 65,534
Kelas C 192–223 X.X.X X 2,097,152 254
Kelas D 224-239 Multicast IP Address Multicast IP Address Multicast IP Address Multicast IP Address
Kelas E 240-255 Dicadangkan; eksperimen Dicadangkan; eksperimen Dicadangkan; eksperimen Dicadangkan; eksperimen

Untuk IP yang sangat umum digunakan yaitu kelas C. Contoh IP kelas C yaitu : 192.168.1.1

NB : Untuk mempelajari tentang masalah IP lebih dalam lagi, silahkan anda cari di wikipedia.

Sumber : id.wikipedia.org
Baca Selengkapnya...

Hak Akses pada Linux

GNU/Linux merupakan salah satu sistem operasi yang cukup aman. Seorang user dapat memproteksi file-filenya dan dapat menentukan user mana saja yang dapat mengakses, membaca, dan mengubah file tersebut. Saat sebuah file dibuat dan disimpan oleh user, maka secara otomatis kepemilikannya adalah user yang bersangkutan. Terdapat tiga macam hak akses dari sebuah file, yaitu:


  • Read : mengizinkan user lain untuk membaca isi dari file tersebut tetapi user lain tidak dapat melakukan perubahan isi file.
  • Write : mengizinkan kepada user lain untuk dapat membaca dan melakukan perubahan terhadap isi file, termasuk menghapusnya.
  • Execute : mengizinkan user lain dapat menjalankan file (biasanya berupa script atau program).
Pemberian hak akses kepada user dapat dilakukan secara individu oleh pemilik file. Pemberian hak akses kepada user lain seperti di atas masih dapat dilakukan jika jumlah user masih terjangkau. Namun bagaimana halnya jika jumlah user telah mencapai ratusan atau bahkan ribuan dalam sebuah perusahaan. Sungguh bukan sebuah ide yang baik jika harus diberikan hak akses satu per satu kepada user yang jumlahnya ribuan tadi. Masalah tersebut ternyata telah terpikirkan oleh developer GNU/Linux dengan menciptakan manajemen group yang di dalamnya dapat mencakup banyak user.
Selain hak akses yang dimiliki oleh sebuah file, sistem file GNU/linux juga mengenal tiga buah mode akses terhadap direktori atau file. Adapun ketiga mode akses tersebut, yaitu:

  • Owner : hak akses user pemilik direktori atau file.
  • Group : hak akses group tempat user tersebut berada.
  • Other  : hak akses setiap user selain pemilik direktori atau file
Baca Selengkapnya...

Follower

free counters

visitor entry